Tuesday 28 February 2012

pasar ekspor pepaya

- 0 komentar


24 July 2007
Agribisnis Pepaya : Pasar Besar, Pasokan Kurang

Permintaan pepaya cukup tinggi, tapi produksi varietas pepaya yang digemari konsumen masih terbatas.
Pepaya bisa jadi merupakan buah universal yang pantas disajikan sebagai pencuci mulut di ruang makan keluarga, rapat RT, hingga hotel berbintang. Menurut Dr. Ir. Sobir, Kepala Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB, Bogor, pepaya banyak dibudidayakan masyarakat, harganya terjangkau, serta kaya akan vitamin dan mineral. “Karena itu, permintaan pepaya di pasar lokal senantiasa meningkat tiap tahun,” terangnya.
Nano Wijayatno, petani pepaya di Karawang,  Jabar, mengatakan, permintaan pepaya memang tinggi, tetapi ketersediaan pasokan pepaya yang disukai konsumen masih terbatas. Varietas pepaya berukuran kecil, misalnya jenis California dan Hawaii sangat digemari konsumen. Sementara, yang banyak beredar di pasar masih pepaya ukuran besar, seperti pepaya Bangkok.

Pasar Ekspor Terbuka
Untuk membuktikan potensi pasar pepaya,  Muhamad Ishak Akbar, Ketua Kelompok Asta Agro Group di Desa Pasirgaok, Rancabungur, Bogor, mengaku pernah melakukan survei. Menurutnya, kebutuhan buah asal Amerika dan Karibia di wilayah Jabodetabek saja mencapai 12 ribu ton per tahun.
Hitungannya, jika satu juta penduduk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) rutin mengonsumsi satu kilo pepaya per bulan, maka dibutuhkan 12 juta kg atau 12 ribu ton pepaya per tahun. “Sementara itu, produksi baru mencapai 500— 600 ribu ton per tahun. Jadi,  masih ada peluang pasar 600 ribu—700 ribu ton per tahun,” jelas pria berusia 52 tahun ini.
Berdasarkan data Direktorat Tanaman Buah, Ditjen Hortikultura, Deptan, produksi pepaya pada 2005 baru mencapai 548.657 ton  atau sekitar 4%  dari produksi buah nasional yang mencapai 14 juta ton lebih. Pepaya berasal dari sentra produksi di Sumut, Jabar, Jateng, Jatim, Kalbar, Kaltim, Sulsel, dan Bali.
Di Jatim khususnya, sentra produksi pepaya terdapat di Kabupaten Malang yang tersebar di Kecamatan Kepanjen, Bululawang, Gondanglegi, Dampit, dan Turen. Lingkup dunia perpepayaan ini melibatkan cukup banyak tenaga kerja, mulai dari petani, pedagang, pemetik, pemikul, dan pengemas buah, hingga penangkar bibit. Di sisi lain, potensi lahan yang dapat dijadikan perkebunan pepaya masih terbuka luas karena komoditas ini bisa diusahakan di berbagai tipe agroekosistem.
Sri Kuntarsih, Direktur Tanaman Buah, Ditjen Hortikultura mengatakan, pepaya juga termasuk komoditas andalan ekspor Indonesia.  Pada 2005, volume eskpor pepaya segar sebesar 60,5 ton dengan nilai US$112.597. Memasuki November 2006, volume ekspor pepaya meningkat hingga 100,8 ton dengan nilai US$ 47.797.
Varietas pepaya yang berpotensi menembus pasar ekspor adalah jenis Hawaii atau tipe solo (solo type atau mini), yaitu pepaya yang habis dimakan satu orang. Bobot buahnya berkisar 500 gram, daging buah tebal, serta bercitarasa manis dan segar. Sayangnya, belum banyak petani yang memproduksi varietas pepaya ini.
Hal senada diungkapkan Dr. Djeimy Kusnaman, konsultan pertanian, yang menyatakan, kebutuhan pasar buah Eropa mencapai 74,5 juta ton per tahun. Sebanyak 30 persen dipasok dari negara berkembang. Sedangkan permintaan pepaya segar asal Indonesia dari China sedikitnya 30 ribu ton per tahun.
Meskipun biaya transportasi buah ke Eropa lumayan mahal, menurut hitungan Djeimy, masih tetap menguntungkan. “Harga jual pepaya di Eropa kurang lebih 2,78 Euro atau 3,5 dollar AS per kilo. Jika ongkos transpor sekitar 2 dollar, ditambah biaya-biaya lain, maka masih ada keuntungan sekitar 20—30 sen dollar per kilo,” jelas Djeimy.

Pilih-Pilih Varietas
Agar mampu menembus pasar pepaya lokal maupun ekspor, petani harus pandai memilih varietas pepaya yang akan dikembangkan.  Hal ini sudah dilakukan petani dari kelompok Asta Agro Grup di Pasirgaok. Kunardi, salah satu pelopor kelompok, mengatakan, usaha tani pepaya varietas California cukup menjanjikan keuntungan. Setahun  sudah bisa balik modal. Dengan masa produksi hingga tiga tahun, pada panen tahun kedua dan tiga petani tinggal menikmati keuntungan. “Apalagi, harga pepaya jenis California lebih bagus dibandingkan pepaya Bangkok,” ungkap Kunardi.
Harga pepaya Hawaii di kebun mencapai Rp4.500—Rp.6.500 per kg dan Rp10.000 per kg di pasaran. Sedangkan harga pepaya California di kebun berkisar Rp2.000—Rp4.000 per kg dan Rp6.000—Rp8.000 per kg di pasaran. Bandingkan dengan harga pepaya Bangkok yang hanya Rp700—Rp800 per kg dan Rp2.000-an di pasaran.
Selisih harga dan jaminan pasar yang cukup besar itu membuat petani di desa tersebut ramai-ramai beralih menanam pepaya California. Bermodalkan Rp25 juta—Rp30 juta per hektar, petani mampu menanam 1.700 batang. Produktivitas pepaya varietas ini juga cukup tinggi, sekitar 30—40 kg per batang sehingga petani dapat menikmati keuntungan bersih Rp10.000—Rp15.000 per tanaman.
Sementara, Erwin Kurnia, Manajer Pemasaran Kelompok Asta Agro Grup mengatakan, “Awalnya pepaya California ini belum banyak diminati pasar lokal. Lalu kita coba pasarkan ke toko-toko buah. Akhirnya direspon dengan baik oleh konsumen.”  Setelah jenis ini diterima pasar, barulah kelompok tersebut mengembangkan budidaya pepaya California secara massal dengan menggandeng petani sebagai mitra.
Selain Hawaii dan California, petani juga punya pilihan menanam pepaya kecil jenis lain. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB Bogor kini sudah mengkomersialkan tiga varietas pepaya baru, yaitu IPB 1, IPB 3 dan IPB 9 yang menyerupai pepaya California. "Varietas ini diharapkan menjawab selera konsumen yang kurang menyukai pepeya yang besar," harap Nano.
 pasar ekspor pepaya
[Continue reading...]

Monday 27 February 2012

MEMBUAT BIBIT PEPAYA

- 0 komentar


Membuat Bibit Pepaya

Published by at 3:11 pm under Education
Terima kasih kepada semua yang telah mempercayai saya dengan memanfaatkan benih yang saya hasilkan baik jenis pepaya bangkok, pepaya california, pepaya hawaii, maupun pepaya redlady.
Dan saya pun menghapakan respon balik perkembangan lebih lanjut dari benih pepaya yang telah dibudidayakan, saya sangat gembira dari banyak respon mengatakan berhasil dan tumbuh dengan baik serta berbunga dan berbuah cukup bagus.
Namun ada beberapa yang  masih awam dan belum menguasai dalam membuat bibit khususnya mengkecambahkan. Bagi yang telah biasa memang tidak menjadi masalah, benih yang telah diterima di rendam dalam air lk. 1 malam bisa ditambahkan cairan perangsang pertumbuhan namun ini biasanya untuk benih yang telah lama disimpan (lebih dari 6 bulan), untuk benih dari saya tidak harus diberikan cairan perangsang karena benih masih baru. Setelah direndam selanjutnya …… klik [baca tulisan sebelumnya].
Bagi yang masih awam tidak usah khawatir, karena dikeluhkan benihnya setelah lk. 1 minggu tidak juga menjadi kecambah atau tidak seluruhnya menjadi kecambah atau tidak keluar bakal akar yang berwana putih seperti gambar di atas. Sebenarnya biji tersebut bisa langsung di tanam di pekarangan atau di kebun tanpa melalui proses prendaman dan pembibitan di dalam polybag yang akan memakan waktu lk. 1-1,5 bulan.
Namun untuk skala besar dan untuk alasan efisiensi biji perlu diproses terlebih dahulu mulai dari perendaman dan dikecambahkan hingga disemai dalam polybag. Bayangkan kalau kita tanam 1 ha atau lebih dan langsung biji kita tanam di lahan seluas itu, berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk merawatnya dan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan juga kekahawatiran akan gangguan-gangguan karena pohon masih kecil2 bisa kemungkinan terinjak2 dan gangguan hama. Oleh karena itu untuk skala besar perlu di tanam di polybag. Seperti gambar di bawah ini.
Bibit pepaya
Untuk penanaman di halaman rumah
Bagi yang ingin menanam di pekarangan rumah atau menanam tidak banyak, biji bisa langsung Anda ditanam di halaman  rumah atau biji di tanam terlebih dahulu di pot atau polybag atau di bekas gelas aqua, dan setelah usia lk. 1 bulan pindahkan kehalaman, Ingat… jangan lupa siran setiap hari atau yang penting  media tanam harus selalu tetap basah/lembab.
Beberapa yang dikeluhkan pada saya, biji/benih tidak menjadi kecambah setelah 1 minggu, ini tidak usah dikhawatirkan, benih tersebut masih bagus dan benih tersebut langsung saja tanam di polybag yang telah diisi media sedalam lk. 1cm. Dalam satu polybag juga bila ada alasan efisiensi media, maka dalam 1 polybag bisa di tanam 1-3 butir.
[Continue reading...]

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA PEPAYA

- 0 komentar
lahan pepaya di banyuwangiUntuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam membudidayakan pepaya, penentuan lokasi perlu dilakukan dengan cermat, tidak saja lokasi itu harus baik dalam aspek membudidayakan pepaya tapi lokasi juga harus diupayakan baik dalam aspek keamanan terutama dari tangan-tangan jahil, karena dari aspek keamanan ini sering dilupakan atau diabaikan ataupun salah memperkirakan dalam membudidayakan pepaya.
Pada dasarnya pepaya dapat ditanam dimana saja, namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.000 m diatas permukaan laut (dpl), namun untuk dapat menghasilkan buah yang optimal penanaman pepaya sangat baik dengan ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl. Semakin tinggi lahan pepaya ditanam maka semakin kurang tingkat kemanisannya dan bentuk buahnya pun kurang baik (kulit kasar tidak mulus).
Keadaan tanah, pepaya bisa ditanam disegala keadaan, namun untuk hasil yang optimal pilih tanah berat (latosol/laterit merah) dan di daerah yang subur dan gembur serta banyak mengandung bahan organik dengan pengairan yang baik, mengingat pepaya sangat peka terhadap kekurangan ataupun kelebihan air. Adapun pH tanah yang dianjurkan adalah netral (6-7).
Tanaman pepaya bila kelebihan air atau akar terlalu lama tergenang air ini mengakibatkan akar akan membusuk dan tanaman layu dan pada akhirnya akan mati. Demikian pula sebaliknya bila kekurangan air pepaya tidak akan tumbuh dengan sempurna.
Terhadap suhu udara tanaman pepaya  yang baik berkisar 22 – 26 derajat C, dengan penyinaran matahari langsung tanpa adanya halangan.
Dalam hal keamanan perlu diperhatikan a.l.:
Apakah lingkungan atau masyarakat di sekitar lahan yang akan kita tanami pepaya bisa menerima kita untuk membudidayakan pepaya. Pengalaman sendiri membuktikan, setelah melihat kondisi teknis tanah cukup baik,  langsung memulai membudidayakan tanpa memperhitungkan faktor keamanan, maka setelah buah pepaya masak satu persatu dari setiap pohon raib dicuri.
Ada pertanyaan bagaimana cara yang mudah memilih atau memperkirakan lahan yang baik sedangkan kita tidak punya alat ukur dan aman dari penjarahan?
Dari pengalaman kami memilih lahan, pilihlah lahan yang disekitarnya banyak ditanami tanaman sayur-sayuran atau tanaman jagung, atau di lahan tersebut pernah ditanam tanaman sayuran seperti kacang-kacangan, dll. Lahan tersebut hampir dipastikan sangat cocok untuk penanaman pepaya. Mengapa hal ini menjadi pilihan, umumnya akses air mudah serta akses transportasi yang mudah dan cepat mengingat sayuran harus tetap segar sampai di pasar atau konsumen.
Dalam segi keamanan atau kekhawatiran akan pencurian terhadap buah pepaya yang telah matang dan siap di panen, kami menghindari pemilihan lahan di wilayah yang padat penduduk dan jauh dari akses lalu-lalang sepeda motor. Ada pula lahan yang dekat dengan masyarakat namun sebelumnya telah ada kesepakatan dengan orang-orang yang
[Continue reading...]
 
Copyright © . pepaya boyolali - Posts · Comments
Theme Template by pepaya-boyolali · Powered by Blogger