Thursday 19 June 2014

PENANGGALAN/SISTEM KALENDER YANG DIPERINTAHKAN DALAM ALQURAN (KAJIAN ALQURAN TEMATIK)

- 0 komentar

PENANGGALAN TAHUNAN


10/5. DIA-lah yang menjadikan Surya sumber menerangi dan Bulan bersinar serta menentukan
orbitnya agar kamu ketahui bilangan tahun dan perhitungan. ALLAH tidak menciptakan itu
kecuali dengan hal logis. DIA jelaskan Ayat-ayat pada kaum yang berilmu.

10/6. Bahwa pada pertentangan malam dan siang, dan apa yang ALLAH ciptakan di planet-planet
dan Bumi, dan Ayat-ayat bagi kaum yang insyaf.

22/47. Mereka meminta segerakan siksa, ALLAH tidak memungkiri janji-NYA, bahwa hari pada TUHAN-
mu seperti seribu tahun dari yang kamu hitung.

41/10. Dan DIA jadikan padanya batang-batang magnet dari atasnya dan memberkahi padanya serta
menentukan waktu-waktunya dalam empat hari, bersamaan bagi (analisa) orang-orang yang
bertanya.

ALLAH menciptakan semua benda angkasa secara logis, menempatkan batang magnet pada masing-masingnya dengan sistem dan daya tarik yang berlainan. Satelit yang mengitari planet seperti Bulan kita ditentukan ALLAH bersistem Spot hingga dia tidak berputar tetapi senantiasa mengorbit: Bintang yang menjadi pusat Tata Surya bersistem Regular hingga dia selalu berputar di sumbunya, mengorbit keliling Galaxy, tetap bergolak tak akan pernah mendingin, beradiasi lewat gelombang sinar untuk menimbulkan panas bagi kehidupan makhluk hidup konkrit; Planet yang mengitari bintang bersistem Simple, permukaannya cepat membeku, berotasi di sumbunya untuk mewujudkan pergantian siang dan malam. Itulah sebahagian dari Rawasia atau batang magnet yang ditempatkan selaku wujud penting dalam kehidupan. Walaupun manusia Bumi mempergunakannya untuk berbagai keperluan, namun belum memahaminya menurut keadaan sesungguhnya.

Orang-orang berilmu akan mengetahui betapa logis kelangsungan ciptaan ALLAH jika mereka menganalisakan Ayat-ayat Alquran tentang mana teori evolusi menemui jalan buntu, sementara perbedaan sistem dan daya tarik Rawasia tadi dapat menjadi petunjuk bagi orang-orang insyaf untuk menempatkan diri dalam kehidupan yang diredhai ALLAH.

Seringkali orang memperbincangkan masalah Ruang dan Waktu, berbagai interpretasi dapat dibaca dalam buku-buku terutama yang memuat uraian mereka namakan “falsafah.” Umumnya berupa hasil pemikiran dan pendapat tanpa dasar, bahkan kadang-kadang berbentuk susunan kalimat berputar belit dengan kata-kata semu bersilat lidah. Padahal jika orang sudi memperhatikan Ayat-ayat Alquran, dia akan mendapat penjelasan pasti bahwa Ruang ialah kekosongan antara benda-benda. Tanpa benda, akan tiadalah istilah ruang. Benda yang senantiasa berputar menimbulkan Waktu, dan tanpa putaran benda, akan tiadalah waktu. Putaran 360 derajat dinamakan satu hari, maka bahagian dan bilangan hari inilah yang disebut Waktu.

ALLAH menciptakan semesta raya selama enam hari. Pada dua hari pertama benda-benda angkasa masih mengambang, belum memadat, dan beberapa planet terpecah menjadi kecil seperti Mars, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto menjadi lebih kecil daripada seharusnya, sementara yang mengorbit di bawah Jupiter benar-benar hancur menjadi asteroids dan meteorites. Pada empat hari berikutnya, semua benda angkasa itu mulai berfungsi menurut wajarnya. Bulan-bulan tanpa rotasi mengorbit keliling planet, dan planet-planet berotasi sembari beredar keliling Galaxy yang juga berputar di sumbunya sewaktu bergerak keliling semesta raya.

Gerak rotasi dan orbit itulah yang dimaksud dengan waktu-waktu pada Ayat 41/10, yaitu waktu yang menjadi bahagian dan bilangan hari tersebut tadi. Semuanya diberkahi ALLAH dengan penjagaan agar berfungsi terus tanpa halangan, disimpulkan dalam Ayat Suci yang maksudnya:

41/12. Lalu DIA laksanakan mereka jadi tujuh planet (di atas orbit Bumi) dalam dua hari, dan
 DIA wahyukan pada setiap Tata Surya urusannya, dan Kami hiasi angkasa dunia dengan
bintang-bintang berapi dan penjagaan. Itulah ketentuan Yang Mulia mengetahui.

Tetapi satu hari di atas ini bukanlah terdiri dari 24 jam melainkan satu hari Tata Surya yang berputar di sumbunya selama 1.000 Lunar Year atau 360 derajat. Muntaha selaku planet terpinggir bergerak keliling Surya. Satu hari di Bumi 24 jam, di Mercury 25 jam, di Jupiter 9 jam 50 menit, di Surya 600 jam, di Tatasurya 1.000 tahun, karena selama itulah masing-masingnya berputar 360 derajat di sumbunya. Bahkan hari semesta raya dinyatakan 50.000 tahun Qamariah pada Ayat 70/4 karena sekian tahun pula lamanya semesta raya ini berputar komplit 360 derajat.

Pentingkah semua itu diterangkan ALLAH dalam Alquran untuk diketahui umum? Jawabnya, Ya, penting sekali. Semuanya telah ditentukan ALLAH rotasi dan orbitnya agar orang mengetahui gerak sesungguhnya dari benda angkasa untuk dipakai jadi bilangan tahun secara wajar, dan agar orang mengetahui perhitungan hidup.

Banyak orang menganggap bahwa istilah HISAAB, yang tercantum pada Ayat 10/5 dan 17/12, sebagai perhitungan” astronomis belaka, hingga timbul istilah “ahli hisab” dalam masyarakat diberikan kepada penyusun kalender tahunan. Padahal dalam kedua Ayat Suci itu dan banyak lainnya, istilah “hisaab” ditujukan kepada perhitungan hidup seluruhnya pada setiap pribadi di dunia kini. Jadi pemakaian “ahli hisaab” bagi para astronom atau penyusun kalender sebanarnya tidaklah tepat, karena dalam tugas itu mereka hanyalah peramal tentang orbit benda angkasa atau hanya sekedar penyusun kalender tahunan.

Namun ALLAH mendekatkan bilangan tahun dengan perhitungan hidup dalam Ayat 10/5 dan 17/12 selaku pertanda betapa pentingnya pengetahuan tentang orbit dan rotasi benda-benda angkasa dalam kehidupan kini di mana setiap diri bermukim dan membiak berketurunan. Rotasi Bumi di sumbunya telah menimbulkan pergantian siang malam malam selama 24 jam yang disebut satu hari. Dan orbitnya keliling Surya menyebabkan adanya tahun terdiri dari sejumlah hari. Dengan begitu dapatlah dicatat berapa lama sesuatu telah berlaku, masa hidup seseorang, dan sejarah manusia sudah berlangsung. Demikian sudah terjadi tanpa rubah semenjak Adam sampai topan Nuh, bahkan sampai kini dan masa mendatang. Lama rotasi dan orbit Bumi sebelum topan Nuh masih bersamaan dengan keadaan yang berlaku kini, begitu pula lama hari dan tahun. Tentang ini ALLAH menyatakan yang artinya sebagai berikut:

9/36. Bahwa bilangan bulan pada ALLAH duabelas bulan dalam ketetapan ALLAH pada hari DIA
ciptakan planet-planet dan Bumi, diantaranya ada empat bulan terlarang. Itulah agama
kukuh maka jangan zalimi dirimu padanya. Perangilah orang-orang musryik seluruhnya
sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya, ketahuilah bahwa ALLAH bersama orang-orang
insyaf.

Bilangan bulan di atas ini ialah untuk masing-masing tahun, baik dulu kala maupun kini, setiap bulan ditandai dengan timbulnya Hilal atau Bulan sabit di ufuk barat setelah Magrib, keesokannya tampak semakin jelas dan berupa Bulan Penuh setelah 14 hari, selanjutnya menyusut berupa Hilal terbalik dan menghilang di angkasa fajar setelah 29 hari untuk timbul kembali bagi bulan berikutnya.

Tetapi kenapa 12 dan kenapa tidak 10, 14, 19 dan lain-lainnya? Disinilah terdapat salah satu di antara berbagai bukti lain yang menyatakan kepalsuan teori di luar Islam. Mereka tidak memiliki dasar untuk menentukan 12 bulan dalam setahun kecuali meniru jumlahnya dari ajaran Islam. Mereka berbulan baru tidak pada waktu Hilal Bulan, begitupun bertahun baru tanpa dasar. ALLAH menentukan jumlah bulan yang 12 itu berdasarkan orbit Bumi dalam lingkaran oval di mana ada titik Perihelion dan titik Aphelion. 345 derajat gerak Bumi keliling Surya, di mana ada kedua titik tadi, dinamakan 1 tahun yang terdiri dari 12 bulan. Jadi 12 bulan menurut Ayat 9/36 adalah lama waktu yang dipakai Bumi dalam mengorbit dari Perihelion ke Aphelion dan sampai kembali di Perihelion, dalam masa mana berlangsung 12 kali orbit Bulan keliling Bumi. Kini penanggalan demikian dinamakan orang dengan Qamariah berdasarkan orbit Bulan sekalipun di dalamnya orbit Bumi juga memegang peranan penting.

Nama ke-12 bulan itu ialah Muharram, Shafar, Rabi’ul Awwal, abi’ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Zulkaedah, Zulhijah. Diantaranya ada empat dinamakan bulan terlarang yaitu Zulkaedah, Zulhijah, Muharram dan Rajab. Selama bulan terlarang itu, orang dilarang berperang kecuali kalau diserang, juga dilarang membunuh binatang darat buruan untuk menjamin kelangsungan kehidupan makhluk yang kini disebut orang suaka margasatwa; disebutkan pada Ayat 2/217, 9/2 dan 5/96.

Empat bulan terlarang tadi tentulah juga sudah berlaku semenjak purbakala sampai pada zaman Nuh, Ibrahim, Musa dan masa kini hingga menjadi tradisi berkelanjutan, dan kita tidak mengetahui alasan penamaannya, tetapi adanya dapat difahami dari beberapa Ayat Suci, di antara lain ialah Ayat 2/197 yang menerangkan pelaksanaan ibadah Haji. Penamaan keempat bulan itu telah kita terima sambung bersambungan selaku Uswah Hasanah.

Dalam Alquran, tahun penanggalan yang berhubungan dengan orbit Bulan keliling Bumi dan orbit Bumi keliling Surya dinamakan dengan SANAH yang kini disebut tahun Qamariah, sementara yang berhubungan dengan musim dinamakan dengan ‘AAM yang kini disebut tahun Syamsiah atau Solar Year.

Tahun Qamariah atau Lunar Year yang menjadi dasar penanggalan Hijriah adalah tahun yang panjang waktunya tidak pernah berkurang. Ini dapat difahami jika orang sudi memperhatikan sejarah dan keadaannya:

1. Orbit Bumi keliling Surya bukanlah berupa lingkaran bundar karena lingkaran begini akan menggambarkan jarak Bumi dari Surya selalu sama sepanjang tahun, padahal pengukuran dengan
sistem parallax menyatakan ada kalanya Bumi sejauh 90 juta mil dari Surya dan ada kalanya sejarak 94 juta mil. Sekiranya orbit bundar itu terlaksana maka Bumi akan kekurangan daya layangnya keliling Surya, dan aktifitas Sunspot di permukaan Surya tetap stabil, bersamaan, padahal perubahan aktifitas itu selalu ada karena ditimbulkan oleh tarikan Surya pada planet-planet yang kadang-kadang mendekat dan kadang-kadang menjauh.

2. Orbit Bumi keliling Surya bukan pula berupa lingkaran elips atau lonjong karena lingkaran begini akan membentuk dua titik perihelion dan dua titik aphelion orbit. Jika ini memang berlaku maka susunan Tatasurya akan kacau balau dengan akibat yang susah diramalkan. Dan dengan pemikiran logis, orbit demikian dapat dikatakan tidak mungkin terjadi dalam tarik-menariknya Surya dengan Bumi, karena setiap kali Bumi berada pada titik perihelion orbitnya, dia harus tertarik untuk membelokkan arah layangnya ke kiri beberapa derajat mendekati Surya yang dikitari.

3. Orbit berbentuk lingkaran OVAL adalah satu-satunya yang dilakukan Bumi, memiliki satu perihelion yaitu titik di mana Bumi paling dekat pada Surya sembari melayang cepat, dan satu titik aphelion yaitu titik terjauh dari Surya waktu mana Bumi melayang lambat. Dengan orbit OVAL begini terwujudlah daya layang berkelanjutan menurut ketentuan ALLAH, begitu pun jarak relatif antara 90 juta mil, dan aktifitas Sunspots yang berubah sepanjang tahun untuk mewujudkan perubahan cuaca di muka Bumi.
Keadaan orbit planet demikian dinyatakan ALLAH dengan istilah SIDRAH pada Ayat 53/14 dan 53/16. Arti Sidrah yaitu TERATAI, bunga mengambang di atas permukaan air sementara uratnya terhunjam di tanah. Di waktu pasang naik, teratai itu ikut naik dan ketika pasang surut dia pun ikut turun. Demikian pula Bumi bergerak keliling Surya dalam orbit Oval yang kemudian dipakai orang pada roda dengan sistem piston untuk penambah daya dorong pada mesin bertenaga besar.

Lingkaran oval berbentuk telur di mana ada bujur besar dengan titik aphelion, dan bujur kecil dengan titik perihelion. Sewaktu Bumi berada pada titik perihelion ini, tarik-menariknya sangat kuat dengan Surya hingga ketika itu gelombang laut tampak lebih besar daripada biasanya, dan mulailah penanggalan Muharram selaku bulan pertama Lunar Year. Karena keadaan Bumi serius sekali, melayang cepat dan paling dekat dari Surya, lalu dinyatakan Muharram selaku bulan terlarang yaitu Syahrul Haraam yang sering pula diartikan dengan “Bulan Mulia.”

Kemudian itu Bumi mulai melayang lambat dan paling lambat sewaktu berada di titik aphelion yaitu bulan betujuh, maka bulan Rajab itu pun dinamakan bulan terlarang karena Bumi ketika itu paling jauh dari Surya dalam keadaan serius. Pada tanggal 27 bulan itu dulunya Muhammad dimi’rajkan ALLAH dari Bumi ke planet Muntaha.

Setelah itu Bumi mulai pula melayang cepat karena ditarik oleh Surya hingga mencapai bulan kesebelas dan lebih cepat pada bulan kedua belas, yaitu bulan Zulkaedah dan Zulhijah, semakin dekat pada Surya, lalu kedua bulan itu juga dinamakan bulan terlarang karena nyatanya Bumi dalam keadaan serius. Pada tanggal 29 Zulhijah, Bumi telah menyelesaikan satu orbitnya 345 derajat Surya, yaitu satu tahun Lunar Year.

Itulah sebabnya kenapa Muharram, Rajab, Zulkaedah, dan Zulhijah dinamakan empat bulan terlarang, pada bulan-bulan itu Bumi sedang mengalami tarikan kuat dari Surya dan juga mengalami tarikan lemah hingga manusia Bumi bagaikan diberi peringatan tentang planet yang didiami terutama mereka yang mengetahui hisaab atau perhitungan nasib diri. Namun keadaannya mengandung ilmu astronomi yang harus dipelajari setiap diri. Dalam pada itu Rabi’ul Awwal waktu mana Muhammad lahir dan meninggal dunia, begitu pun Ramadhan selaku bulan turunnya Alquran, keduanya tidak dinyatakan bulan terlarang, karenanya teranglah Islam tidak mengandung kultus individu. Alquran tidak memberikan data tentang hari kelahiran Ibrahim dan Muhammad walaupun yang pertama dinyatakan IMAM bagi manusia dan pendiri Ka’bah, dan yang keduanya dinyatakan penyampaian Alquran dan Nabi terakhir.

Satu kali orbit Bumi keliling Surya bukan 360 derajat tetapi 345 derajat dilaluinya selama 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik. Dalam satu bulan Qamariah, Bumi bergerak sejauh 28° 45’ atau dalam satu hari sejauh 0° 58’ 28’’,4.

Perlu dicatat bahwa Bulan mengorbit keliling Bumi sejauh 331° 15’, selama 29 hari 12 jam 44,04 menit. Dia bergerak dalam satu hari sejauh 11° 12’. Jadi keliling 360° – 331° 15’ = 28° 45’ kalau dikalikan 12 bulan Qamariah maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 derajat gerak edar Bumi keliling Surya.

Untuk mengitari Surya 360 derajat keliling, maka Bumi memakai waktu selama 370 hari sejauh 355° 12’ selama 365 hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlambatnya bintang-bintang di angkasa pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya sejauh 4° 48’.

Jadi menurut tahun musim atau Solar Year, maka Bumi bergerak keliling Surya sejauh 355° 12’ yaitu 4° 48’ sebelum mencapai titik lingkaran penuh, hingga 360° – 355° 12’ = 4° 48’ jika dikalikan dengan 75 tahun musim menjadi 360° barulah Bumi berada pada posisi pertama selaku awal tahunnya. Ketika itu bintang-bintang di angkasa mungkin berada kembali pada posisi tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lampau, karena Bumi sendiri bukan berada pada titik perihelion orbit semula.

Namun jika dihitung menurut tahun Hijrah atau Lunar Year, ternyata Bumi memulai orbitnya dari titik perihelion pada tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 derajat keliling Surya yaitu 15° sebelum mencapai titik lingkaran 360 penuh. Setelah 24 tahun kemudiannya, Bumi berada kembali pada posisi bermula, yaitu 360° – 345° sama dengan 15° x 24 tahun = 360°. Waktu itu setiap bintang di angkasa berada kembali pada posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu tertentu 24 tahun yang lampau, dan Bumi juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya bermula.


Nama
Jarak dari
Surya
Lama keliling
Surya (musim)
Bulan yang
dimiliki

1. Mercury

43.380.000 mil

88 hari

Tidak ada
2. Venus
67.690.000 mil
225 hari
2
3. Bumi
94.510.000 mil
1 tahun
1
4. Mars
154.860.000 mil
1 th 322 hari
2
5. Jupiter
507.170.000 mil
11 th 314 hari
12
6. Saturnus
936.580.000 mil
26 th 165 hari
9
7. Uranus
1855.760.000 mil
84 th 7 hari
4
8. Neptunus
2819.980.000 mil
164 th 280 hari
2
9. Pluto
4561.100.000 mil
248 th 150 hari
2

10. Muntaha sebagai planet kesepuluh dan terpinggir bahkan terbesar sebagai planet ketuuh di atas orbit Bumi sudah lama dinyatakan adanya tetapi belum diketahui posisinya dan belum pernah dilihat penduduk Bumi.

Waktu pergantian musim tidak praktis dijadikan dasar penanggalan di Bumi, apalagi di planet-planet lain yang panjang waktu pergantian musimnya sangat berbeda. Untuk jelasnya, di bawah ini dikutipkan catatan dari Encyclopedia Americana 1975 tentang daftar planet pada mana “lama keliling Surya” harus difahami dengan ‘lama satu tahun musimnya”, dan satu hari berarti 24 jam.

Pergantian musim di Mercury hanya berlangsung komplit dalam 88 hari sementara di Pluto ternyata selama 248 setengah tahun, menurut perhitungan tahun musim di Bumi, karenanya tentu tidak mungkin dijadikan dasar penanggalan. Pada setiap planet tersebut hanya Lunar Year yang praktis dijadikan penanggalan, semetara untuk Mercury sendiri harus ditunggu kabar tentang adanya Bulan yang dimilikinya. Sebaliknya, karena masing-masing planet itu memiliki Bulan lebih dari satu, haruslah ditunggu pula penemuan baru tentang Bulan mana yang orbitnya dijadikan dasar penanggalan di sana. Karena berdasarkan Ayat 9/36 didapat ketentuan bahwa disemua planet itu haruslah dipakai penanggalan Lunar Year seperti di Bumi ini sendiri satu-satunya planet yang memiliki satu Bulan. Hal ini menjadi tugas Astronomi Muslim masa depan hingga Umat Tengah yang tercantum pada Ayat 2/143 menjadi kenyataan, begitupun Pemberi bukti yang termuat dalam Ayat 22/78 dapat terlaksana.

Penanggalan Lunar Year dimulai dari Gerhana Surya dengan pengetahuan bahwa sorenya pasti ada Hilal Bulan di ufuk barat. Sekiranya tanggal 1 Muharram, yaitu bulan pertama, bertepatan dengan tanggal 21 Maret atau 22 September pada abad 20 Masehi, tentulah terjadi gerhana penuh di tempat tertentu pada ekuator Bumi. Hal ini memang telah berlaku pada tanggal 21 Maret 1901 waktu mana Umbra atau gerhana penuh terjadi. Kemudian 1 Muharram tercatat tanggal 20 Maret 1935 dan tanggal 19 Maret 1969, waktu itu terdapat Penumbra atau gerhana tidak penuh di Sumatra Tengah, tegasnya di Bukit Tinggi, dan hal itu juga menjadi bukti bahwa Bumi dalam orbit ovalnya keliling Surya melalui garis zigzag atau melenggang ke utara dan ke selatan garis Ekliptik sesudah topan Nuh sampai kini.

Karena itulah garis Umbra gerhana penuh pada tanggal 23 Desember sampai dengan 21 Juni melengkung arah ke utara permukaan Bumi karena waktu itu Bumi bergerak ke selatan garis Ekliptik keliling Surya, lalu bayangan Bulan tampak bergerak ke utara. Sebaliknya jika gerhana itu berlaku pada tanggal 22 Juni sampai dengan 22 Desember, Umbra tampak melengkung arah ke selatan selaku bayangan Bulan karena waktu itu Bumi bergerak ke utara.


Namun gerhana Surya pada tanggal 21, 20, 19 Maret tadi telah kita pergunakan selaku bahan penyusunan Kalender Nuclear untuk satu abad Hijriah dan Masehi, diterbitkan lalu diedarkan pada masyarakat umum. Dengan perhitungan atas orbit Bumi dan orbit Bulan sebagai di atas tadi, kita memperoleh ketentuan bahwa:

1. Ramadhan memiliki 29 hari tetapi 30 hari pada tahun ketiga, atau seperti yang dicatatkan di
bawah.

2. Satu tahun Qamariah terdiri dari 354 hari, tetapi 355 hari pada tahun ketiga.



3. Tahun
Hijriah


Tgl. 1
Ramadhan

Hari
Ramadhan

Tgl. 10
Zulhijah








1403
1404
1405
Senen
Jum’at
Selasa
29 hari
29 hari
30 hari
Ahad
Kemis
Selasa
1406
Ahad
29 hari
Saptu
1407
Kamis
29 hari
Rabu
1408
Senen
30 hari
Senen
1409
Saptu
29 hari
Jum’at
1410
Rabu
29 hari
Selasa
1411

Ahad
30 hari
Ahad

Bilamana tercatat tanggal 1 Ramadhan hari Senen maka tanggal 10 Zulhujah hari Ahad pada
tahun tersebut. Tetapi jika Ramadhan terdiri dari 30 hari maka tangal 1 Ramadhan dan tanggal
10 Zulhijah berlaku pada hari bersaman.

4. Setiap seperempat abad jumlah hari yang dimiliki Ramadhan seperti di bawah ini untuk
selanjutnya:



Ramadhan Jumlah
Tahun: Harinya:


Ramadhan Jumlah
Tahun: Harinya:




1400 ……………. 30
1401 ……………. 29
1402 ……………. 30
1443 ……………. 29
1444 ……………. 29
1445 ……………. 30
1403 ……………. 29
1446 ……………. 29
1404 ……………. 29
1447 ……………. 29
1405 ……………. 30
1448 ……………. 30
1406 ……………. 29
1449 ……………. 29
1407 ……………. 29
1450 ……………. 30

5. Di bawah ini disusunkan Kalender Lunar Year dari tahun 1351 sampai dengan 1450 Hijriah.
Ramadhan terdiri dari 29 hari, tetapi pada angka tahun didahului tanda tambah (+)
Ramadhannya 30 hari, dan Syawal, Zulkaedah, Zulhijah tahun itu dimundurkan satu hari:

………………………. 1351
56 53 +55 +52 57 54 59
+61 +58 63 60 65 62 +64
69 66 71 68 +70 +67 72
+77 74 79 +73 … +75 …
85 82 87 76 81 78 +80
93 90 +92 +89 +86 +83 88
+98 +95 … 97 94 91 96
… … … … … 99 …
… … 1400 … … … …
01 06 13 +05 +02 07 04
09 +11 +08 13 10 15 12
+14 19 16 21 18 +20 +17
22 +27 24 29 +23 … +25
+30 35 32 37 26 31 28
38 43 40 +42 +39 +36 +33
46 +48 +45 +50 47 44 49

N U C L E A R Muharram 30 hari
C L E A R N U Syafar 29 hari
L E A R N U C R. Awal 30 hari
A R N U C L E R. Akhir 30 hari
N U C L E A R J. Awal 29 hari
U C L E A R N J. Akhir 30 hari
L E A R N U C Rajab 29 hari
E A R N U C L Sya’ban 30 hari
R N U C L E A Ramadhan 29/30 hari
N U C L E A R Syawal 29 hari
U C L E A R N Zulkaedah 30 hari
L E A R N U C Zulhijah 29 hari


N U

Ah. 1 8 15 22 29 Ah. 7 14 21 28
Sn. 2 9 16 23 30 Sn. 1 8 15 22 29
Sl. 3 10 17 24 31 Sl. 2 9 16 23 30
Rb. 4 11 18 25 Rb. 3 10 17 24 31
Km. 5 12 19 26 Km. 4 11 18 25
Jm. 6 13 20 27 Jm. 5 12 19 26
Sb. 7 14 15 28 Sb. 6 13 20 27

C L

Ah. 6 13 20 27 Ah. 5 12 19 26
Sn. 7 14 21 28 Sn. 6 13 20 27
Sl. 1 8 15 22 29 Sl. 7 14 21 28
Rb. 2 9 16 23 30 Rb. 1 8 15 22 29
Km. 3 10 17 24 31 Km. 2 9 16 23 30
Jm. 4 11 18 25 Jm. 3 10 17 24 31
Sb. 5 12 19 26 Sb. 4 11 18 25


E A

Ah. 4 11 18 25 Ah. 3 10 17 24 31
Sn. 5 12 19 26 Sn. 4 11 18 25
Sl. 6 13 20 27 Sl. 5 12 19 26
Rb. 7 14 21 28 Rb. 6 13 20 27
Km. 1 8 15 22 29 Km. 7 14 21 28
Jm. 2 9 16 23 30 Jm. 1 8 15 22 29
Sb. 3 10 17 24 31 Sb. 2 9 16 23 30


R

Ah. 2 9 16 23 30
Sn. 3 10 17 24 31
Sl. 4 11 18 25
Rb. 5 12 19 26
Km. 6 13 20 27
Jm. 7 14 21 28
Sb. 1 8 15 22 29


Di bawah ini dimuatkan pula Kalender solar Year dari th. 1920 sampai dengan 2020 Masehi, angka tahun yang didahului tanda silang (x) maka Februari-nya terdiri dari 29 hari, dan kolom Januari dan Februari-nya juga ditandai dengan x.

X 1920 21 22
23 x 24 25 26 27 x
28 29 30 31 x 32 33
34 35 x 36 37 38 39
x 40 41 42 43 x 44
45 46 47 x 48 49 50
51 x 52 53 54 55 x
56 57 58 59 x 60 61
62 63 x 64 65 66 67
x 68 69 70 71 x 72
73 74 75 x 76 77 78
79 x 80 81 82 83 x
84 85 86 87 x 88 89
90 91 x 92 93 94 95
x 96 97 98 99 x 2000
01 02 03 x 04 05 06
07 x 08 09 10 11 x
12 13 14 15 x 16 17
18 19 x 2020 … … …


Januari 31 hari U C L E A R N
Pebruari 28 hari E A R N U C L
March 31 hari E A R N U C L
April 30 hari N U C L E A R
May 31 hari C L E A R N U
June 30 hari A R N U C L E
July 31 hari N U C L E A R
August 31 hari L E A R N U C
September 30 hari R N U C L E A
October 31 hari U C L E A R N
November 30 hari E A R N U C L
December 31 hari R N U C L E A


Penanggalan Hijriah 1351 sampai dengan 1450 dan penanggalan Masehi 1920 sampai dengan 2020 di atas dapat dijadikan berhadapan dalam satu halaman di mana kolom N U C L E A R memberikan keterangan tentang nama hari pada setiap bulan.

Manusia purbakala semenjak Adam sampai topan Nuh senantiasa memakai penanggalan musim. Yang demikian cocok sekali dengan maksud Ayat 9/36. Tetapi setelah topan Nuh, terjadilah pergantian musim karena Bumi melenggang zigzag ke selatan dan ke utara garis ekliptik sewaktu mengorbit pada lingkaran oval keliling Surya. Pergantian musim tersebut nyata mempengaruhi sosial ekonomi penduduk yang mendiami Temperatur Zone, maka penduduk Mesirlah yang pertama kali menjadikan pergantian musim untuk penanggalan sesuai dengan jadwal pertanian waktu itu, ditandai dengan bintang Sirius bersamaan terbitnya dengan Surya di ufuk timur. Menurut keterangan yang kita dapati, hal yang bersamaan juga berlaku pada bangsa Maya di Mexico, semenjak kira-kira 580 tahun sebelum Masehi.

Sewaktu Julius Caesar berada di Mesir, dia dapat mempelajari penanggalan musim, dan dengan pertolongan seorang astronom Greek bernama SOSIGENES, lalu berubah tradisi bangsa Roma yang ketika itu memakai Qamariah dengan penanggalan musim ditukar dengan July untuk kehormatan Caesar. Dia dilahirkan pada tahun 116 sebelum Masehi dan meninggal tahun 44 sebelum Masehi, sedangkan penanggalan musim itu mulai disyahkannya pada tahun 45 sebelum Masehi, yaitu satu tahun sebelum kematiannya.

Sewaktu penanggalan itu diuji ternyata cocok dengan pergantian musim yang satu tahunnya terdiri dari 365 hari 6 jam, mulailah bangsa lain, yang mulanya memakai Lunar Year, mengikuti penanggalan musim. The 1973 World Almanac And Book of Facts menyatakan bahwa penganut Protestan barulah memakai penanggalan musim pada permulaan abad 18 Masehi, Perancis pada tahun 1793, Jepang tahun 1873, China tahun 1912, Greek tahun 1924, dan Turkey tahun 1927.

Setelah enam belas abad, ternyata penanggalan musim yang disahkan Julius Caesar itu tidak tepat lagi sebagai tahun musim, karena memang lenggang Bumi ke utara dan ke selatan telah semakin berkurang sesuai dengan berkurangnya gerak pendulum bebas. Daerah kutub yang diliputi es semakin meluas sesuai dengan ketentuan Ayat 13/41 dan 21/44 hingga pernah dikatakan “Bumi jadi semakin dingin”, musim dingin lebih cepat datangnya daripada waktu lampau.

Maka Paus Georgery VIII memperpendek penanggalan tersebut dan menetapkan tanggal 4 oktober 1582 jadi tanggal 15 oktober, yaitu memperpendek sebelas hari, didasarkan pada pergantian musim yang berlaku tidak cocok lagi dengan penanggalan Julius Caesar, dan bahwa waktu dalam tahun musim telah semakin berkurang. Tepatnya waktu itu ialah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Penanggalan inilah yang masih dipakai sampai pada abad 20 Masehi di antara berbagai bangsa.

Sebagai akibat dari kalender Georgery ini, maka Inggris dan daerah kolonialnya di Amerika merubah tanggal 3 September 1752 jadi tanggal 14 September, hingga kelahiran George Washington yang mulanya dicatat tanggal 11 Pebruari 1731 harus dirubah menjadi tanggal 22 Pebruari 1731. Sementara itu timbul pula perbedaan pendapat mengenai hari kelahiran Jesus yang dinyatakan 25 Desember, ada yang menyatakan 4 tahun sebelum tahun Masehi yang berlaku, hingga tahun 1990 kini haruslah ditulis tahun 1994.

Namun Julius Caesar telah benar di zamannya, begitupun Paus Georgery VIII di zamannya, keduanya menyusun penanggalan musim yang cocok pada zaman masing-masing, tetapi waktu pergantian itu sendiri yang telah berkurang. Dan benarlah pula pernyataan Encyclopedia Americana 1975 jilid 9 halaman 588 bahwa penyimpangan ekuator Bumi dari garis ekliptik keliling Surya tercatat 23° 27’ pada tahun 1975, dan berkurang terus menerus 0° 75’ setiap seratus tahun.

Penanggalan musim yang disebut dengan tahun Masehi kini bukanlah didasarkan atas edaran Bumi keliling Surya, karena Julius Caesar dan Paus Georgery VIII sendiri masih menyangka bintang-bintang mengitari Bumi dan mereka belum mengetahui keadaan Bumi sebenarnya. Tetapi anehnya masyarakat manusia kini masih berpegang pada penanggalan musim tersebut bahkan mengira bahwa orbit Bumi keliling Surya adalah menjadi dasar dan cocok dengan penanggalan itu.

Suatu hal yang selama ini kurang diperhatikan penduduk Bumi yaitu penanggalan musim itu hanyalah menguntungkan penduduk Temperatur Zone belahan utara, sembari merugikan penduduk belahan selatan, terutama mengenai masa libur. Mereka bertahun baru tanpa dasar tertentu, dan berbulan baru sewaktu Bulan di angkasa purnama raya.

Di bawah kita kutipkan pula Kalender Masehi sampai 2400 disusun oleh G.M Clemence, United States Naval Observactory:

Kalender tahun 1 sampai dengan 2400 Masehi
Huruf berganda dipakai untuk tahun kabisat, huruf pertamanya bagi January dan February, sedangkan huruf keduanya bagi bulan-bulan lain. Sebagai contoh, misalnya tanggal 4 July 1960, pertama kali tariklah angka 1900 ke bawah dan angka 60 ke kanan, di titik persekutuan didapat huruf CB. Bawalah huruf B ini ke kolom tengah setantang dengan bulan July, lalu pada kolom yang tepat di bawah B ini tercantum Senen, tanggal 4 July 1960 yang dicari.

Kalender Julius Caesar diperbaiki Paus Georgery VIII setelah 16 abad, dan perbaikan itu sudah berlangsung 4 abad, karenanya sekarang wajar sekali timbul pendapat yang menyatakan pergantian musim tidak cocok lagi dengan penanggalan Masehi. Penanggalan inilah yang dimaksud ALLAH pada Ayat Suci:

9/37. Bahwa pengunduran (dengan kalender musim) ialah penambahan dalam kekafiran. Dengannya
disesatkan orang-orang kafir. Mereka menghalalkannya pada satu musim dan mengharamkannya
pada satu musim untuk menguasai bilangan yang ALLAH haramkan, lalu menghalalkan yang
ALLAH haramkan. Dihiasi untuk mereka kejahatan amal mereka dan ALLAH tidak menunjuki
kaum kafir.

Kalender Julius Caesar Kalender Paus Geogery VIII


Tahun 100 200 300 400 500 600 : 1500 1600 1700 1800 1900
700 800 900 1000 1100 1200 1300 : 2000 2100 2200 2300
1400 1500
0 DC ED FE MF AM BA CB : .. BA C E N
1 29 57 85 B C D E F M A : F M B D F
2 30 58 86 A B C D E F M : E F A C E
3 31 59 87 M A B C D E F : D E M B D
4 32 60 88 FE MF AM BA CB DM ED : CB DC FE AM CB
5 33 61 89 D E F M A B C : A B D D A
6 34 62 90 C D E F M A B : M A C E M
7 35 63 91 B C D E F M A : F M B D F
8 36 64 92 AM BA CB DC ED FE MG : ED FE AM CB ED
9 37 65 93 F M A B C D E : C D F A C
10 38 66 94 E F M A B C D : B C E M B
11 39 67 95 D E F M A B C : A B D F A
12 40 68 96 CB DC ED FE MF AM BA : MF AM DB ED MF
13 41 69 97 A B C D E F M : E F A C E
14 42 70 98 M A B C D E F : D E M B D
15 43 71 99 F M A B C D E : C D F A C
16 44 72 .. ED FE MF AM CB CB DC .. .. ED ED MF BA
17 45 73 .. C D E F M A B : .. A C E D
18 46 74 .. B C D E F M A : .. M B D F
19 47 75 ..A A B C D E F M .. .. F A C A
20 48 76 .. MF AM BA CB DC ED FE : .. ED MF BA DC
21 49 77 .. E F M A B C D : .. C E M B
22 50 78 .. D E F M A B C : .. B D F A
23 51 79 .. C D E F M A B : .. A C E M
24 52 80 .. BA CB DC ED FE MF AM : .. MF BA DC FE
25 53 81 .. M A B C D E F : .. E M B D
26 54 82 .. F M A B C D E : C D F A C
27 55 83 .. E F M A B C D : B C E M B
28 56 84 .. DC ED FE MF AM BA CB : AM BA DC FE AM


Bulan …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

January, October ………………………………………………………………………A B C D E F M
Pebruary, March, November ………………………………………………D E F M A B D
April, July ……………………………………………………………………………………M A B C D E F
May …………………………………………………………………………………………………………B C D E F M A
June ………………………………………………………………………………………………………E F M A B C D
August …………………………………………………………………………………………………C D E F M A B
September, December ………………………………………………………………F M A B C D E


Hari ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

1 8 15 22 29 Ah. Sb. Jm. Km. Rb. Sl. Sn.
2 9 16 23 30 Sn. Ah. Sb. Jm. Km. Rb. Sl.
3 10 17 24 31 Sl. Sn. Ah. Sb. Jm. Km. Rb.
4 11 18 25 .. Rb. Sl. Sn. Ah. Sb. Jm. Km.
5 12 19 26 .. Km. Rb. Sl. Sn. Ah. Sb. Jm.
6 13 20 27 .. Jm. Km. Rb. Sl. Sn. Ah. Sb.
7 14 21 28 .. Sb. Jm. Km. Rb. Sl. Sn. Ah.


Ingatlah bahwa sesudah tanggal 4 Oktober 1582 harus ditulis tanggal 15 Oktober 1582 dan selanjutnya.

ALLAH melarang orang memakai penanggalan didasarkan atas pergantian musim, karena tidak permanen bahkan selalu makin berkurang waktunya, menguntungkan penduduk belahan utara untuk sementara tetapi merugikan penduduk di selatan untuk selamanya, apalagi di daerah kutub di mana satu tahunnya terdiri dari satu siang dan satu malam. Penanggalan itu menghilangkan nilai empat bulan terlarang yang pada awal abad 15 Hijriah hampir tidak dihiraukan oleh orang-orang Islam sendiri karena masih melakukan buruan di daratan Bumi pada bulan-bulan itu. Dan yang paling terkesan ialah bahwa penanggalan musim itu telah memperbanyak hari libur di antara masyarakat Islam, ditambah dengan wajib puasa pada bulan Ramadhan.

Dinyatakan bahwa penanggalan musim itu selaku pengunduran yaitu mengundurkan jumlah hari setahun dari 355 menjadi 365 pada abad 15 Hijriah, dan dinyatakan penambahan dalam kekafiran karena penanggalan itu menyebabkan tanggal-tanggal penting dalam Islam jadi tidak menentu, tida ada kepastian. Penanggalan itu juga yang menyebabkan orang berlibur mingguan terbukti dengan nama Friday dan Sunday yaitu hari untuk libur lainnya waktu mana hukum Islam sulit terlaksana. Akhirnya pemakai penanggalan musim menghalalkan yang secara jelas diharamkan ALLAH itulah penambahan dalam kekafiran.

ALLAH menyatakan agar penanggalan didasarkan pada orbit Bumi dan orbit Bulan seperti pada Ayat 9/36, dan lebih jelas pada Ayat Suci yang artinya:

2/189. Mereka bertanya padamu tentang hilal, katakanlah “Dia adalah penentuan waktu bagi
manusia dan Haji, dan tiada kebaikan bahwa kamu mendatangi rumah-rumah (penanggalan)
dari belakangnya, tetapi kebaikan itu ialah siapa yang menginsyafi. Datangilah rumah-
rumah dari pintu-pintunya. Insyaflah pada ALLAH semoga kamu menang.

2/197. Haji itu pada bulan-bulan tertentu. Siapa yang telah wajib Hajji dalamnya, maka tiada
lagi jimak dan tiada kefasikan juga tiada perbantahan dalam Hajji. Apapun yang kamu
lakukan dari kebaikan, ALLAH mengetahuinya. Dan tambahlah, maka tambahan yang baik
ialah keinsyafan, dan insyaflah pada-KU hai penyelidik.

Hilal yaitu bulan baru atau Bulan sabit yang waktunya ditentukan ALLAH 12 kali dalam satu tahun, dinyatakan dalam Ayat 10/5 dan 9/36. Itulah yang harus dijadikan dasar penanggalan. Selama 12 bulan itu ada 4 bulan terlarang waktu mana wajib Hajji berlaku bagi siapa yang menyanggupi. Kewajiban ini kita bicarakan insya Allah pada lain waktu. Tetapi dari maksud Ayat 2/189 tadi dapat diketahui bahwa orang tidak boleh mendatangi rumah-rumah dari belakangnya tetapi hendaklah mendatangi rumah dari pintu-pintunya, dan tiada seorang sehat yang memasuki rumah dari belakang yang tidak berpintu. Tetapi yang dimaksud ALLAH dalam Ayat Suci itu, sekalipun tampaknya wajar dan lumrah saja, adalah mendatangi atau memasuki bulan penanggalan setiap tahun mesti dari Hilal Bulan yang dinyatakan pada awal Ayat 2/189 itu sendiri.

Hendaklah orang berbulan baru di waktu Hilal Bulan mulai ada di ufuk barat di senja hari yang berlaku pada penanggalan Qamariah, tetapi orang yang memakai penanggalan musim tidak memperdulikan Hilal Bulan itu bahkan mereka sering berbulan baru di waktu Bulan telah purnama. Hal ini dinyatakan ALLAH sebagai mendatangi rumah dari belakang tidak berpintu, dan pada Ayat 9/37 dinyatakan sebagai menambah pada kekafiran.

Jika penangalan musim tidak didasarkan pada orbit Bumi keliling Surya dan tidak pula pada orbit Bulan keliling Bumi, disusun hanya untuk keuntungan pertanian penduduk belahan utara buat sementara, dan selalu merugikan penduduk belahan selatan, maka penanggalan Qamariah didasarkan atas orbit kedua benda angkasa tadi secara logis dan adil bahkan menguntungkan semua orang.

Dengan memakai penanggalan Qamariah, akan berlaku:

1. Ibadah puasa bulan Ramadhan untuk 18 tahun berlangsung pada musim semi dan musim panas di
setiap Temperatur Zone, dan 18 tahun kemudiannya berlangsung pada musim gugur dan musim
dingin secara bergantian. Sekiranya bulan Ramadhan itu diganti dengan July atau January maka
keadilan tadi tidak akan berlaku. Demikian pula ibadah Hajji ke Makkah.

2. Penanggalan dengan mudah dapat diketahui setiap hari, berdasarkan keadaan Bulan di angkasa
dan berlaku permanen pada tanggal tertentu setiap bulan, hal mana tidak mungkin diketahui
pada penanggalan musim.

3. 31 bulan pada Lunar Year sama dengan 30 bulan Solar Year, hal mana menguntungkan pekerja
bulanan dan orang-orang yang digaji menurut penanggalan.

4. Penanggalan Qamariah sifatnya tetap tanpa perubahan di Bumi, demikian pula di planet-planet
lain menurut Ayat 9/36. Nanti akan diketahui apakah kecepatan orbit Bulannya sama dengan
kecepatan Bulan kita atau tidak, tetapi jelas sekali bahwa pergantian musim di setiap planet
tidak wajar dijadikan dasar penanggalan.
[Continue reading...]

ketika bicara KEBENARAN

- 0 komentar
ketika kita bicara kebenaran...
harusnya kebenaran itu dengan ILMU.
ketika kita bicara ilmu...
harusnya ilmu itu PASTI.
satu DITAMBAH satu itu SAMA DENGAN dua.
jika ada yg menjawab: 1+1=1 atau 1+1= 1,5 atau 1+1=2,3. harusnya DIPERTANYAKAN sejuta kali lagi.
dengan KEILMUAN HARUSNYA ada KETEPATAN jawaban dari berbagai jawaban yg muncul.

KEBENARAN itu sebenarnya SIMPEL, dan sifatnya UNIVERSAL (bisa diterima oleh LOGIKA AKAL dan HATI SETIAP MANUSIA walau BEDA PAHAM atau BEDA AGAMA skalipun. dan tentu saja kebenaran itu TIDAK AKAN MENYALAHI SUMBER KEBENARAN itu sendiri (ALQURAN dan ayat yg tak tertulis => ALAM SEMESTA).

kesalahan akan tetap sebuah kesalahan, dan TIDAK AKAN berubah menjadi benar.., walaupun yg menyampaikannya adlh orang2 yg jujur dan KATANYA BERILMU..!! kesalahan akan tetap sbuah kesalahan, dan TIDAK AKAN berubah menjadi benar.., walaupun yg meyakini itu orang banyak dan diyakini dgn HAQUL YAKIN..!!
KEBENARAN AKAN TETAP SBUAH KEBENARAN walau yg memyuarakannya/ menyampaikannya hanyalah WONG NGARIT. mutiara tetaplah mutiara walau keluar dari mulut seekor anjing skalipun.

sbanyak apapun kita berhujjah/ berargument, jika itu sbuah kesalahan. nantinya hanya akan termentahkan oleh pertanyaan2 yg sangat sederhana skali dan PASTINYA akan ada KONTRADIKSI2 dgn ayat2 ALQURAN yg lain dan ayat2 YANG TAK TERTULIS (alam semesta).

****banyak orang yang TIDAK SADAR ditengah KESADARANNYA. merasa dirinya sdh dalam kebenaran tetapi sebenarnya MALAH MENYALAHI kebenaran. semoga kita TIDAK TERJEBAK pada prinsip2/ ajaran2/ dogma2 yg mengaku kebenaran tapi sebenarnya itu sbuah kesalahan.*****
[Continue reading...]

KESAKSIAN NABI MUHAMMAD TENTANG KITAB HADIST

- 0 komentar

KESAKSIAN NABI MUHAMMAD TENTANG KITAB HADIS

PENDAHULUAN
Seperti telah diketahui, sekarang ini ada 2 kelompok yang berselisih, yaitu orang-orang yang beriman pada kitab hadis dan orang-orang yang tidak beriman pada kitab hadis. Yang beriman kepada kitab hadis mengatakan Kamu sesat dan menyesatkan!, Kamu kafir!, atau Kamu masuk neraka! dan bahkan Kamu boleh diperangi kepada yang tidak beriman pada kitab hadis. Yang tidak beriman kepada kitab hadis ketakutan.
Pada hari kiamat, setelah manusia dihidupkan kembali, akan diselenggarakan pengadilan terhadap manusia untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia fana ini. Bagaimanakah pengadilan untuk memutuskan perkara perselisihan tersebut pada hari kiamat kelak? Makalah ini ditulis untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan Al Qur’an terjemahan versi Dep. Agama RI dalam program komputer Al Qur’an Digital versi 2.1.
SAKSI DALAM PENGADILAN HARI KIAMAT
Pada hari kiamat diadakan pengadilan terhadap manusia atas segala perbuatannya di dunia fana setelah dihidupkan kembali dari kematiannya (23:16; 22:69; dan 39:69).
23:16. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
22:69. Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya.
39:69. Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
Dalam pengadilan tersebut, setiap umat akan mempunyai seorang saksi (16:84 dan 4:41). Nabi Muhammad akan dijadikan sebagai saksi atas umatnya (4:41). Memang, di samping diutus sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, Nabi Muhammad juga diutus untuk menjadi saksi (33:45). Umat Nabi Isa juga mempunyai seorang saksi, yaitu Nabi Isa sendiri (4:159).
16:84. Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma'af.
4:41. Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).
33:45. Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,
4:159. Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
KESAKSIAN PARA SAKSI
Pada hari kiamat, Allah akan memberikan keputusan dalam pengadilan tentang perkara perselisihan di antara manusia (32:25).
32:25. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang memberikan keputusan di antara mereka pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya.
Contoh perselisihan atau perbedaan yang akan diungkap kebenarannya adalah tentang keberadaan sekutu-sekutu Allah. Pada hari itu, seorang saksi akan memberi kesaksian tentang orang-orang yang mengatakan bahwa Allah mempunyai sekutu (28:74 dan 28:75). Dengan kesaksian saksi tersebut, akan terungkap bahwa Allah tidak mempunyai sekutu.
28:74. Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu katakan?"
28:75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami berkata "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu", maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan.
Di hadapan Allah, para saksi akan menyatakan kedustaan para pendusta seperti yang dijelaskan dalam 11:18.
11:18. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka." Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,
KESAKSIAN NABI MUHAMMAD TERHADAP KITAB HADIS
Pada saat pengadilan pada hari kiamat, tiap manusia akan ditanya tentang semua yang telah dikerjakan atau amalnya ketika hidup di dunia fana (74:38 dan 41:20).
74:38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
41:20. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Amal seseorang pada dasarnya adalah pengamalan pedoman hidupnya sehingga pedoman hidup yang digunakan selama hidup akan ditanyakan. Pedoman hidup itu akan dijadikan dasar untuk menilai amal seseorang karena alasan melakukan sesuatu amal ditentukan oleh pedoman hidup yang dianutnya. Itulah sebabnya kita tidak boleh mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan karena alasan amal seseorang yang didasarkan oleh pendengaran, penglihatan, dan hati akan dijadikan pertimbangan dalam pertanggungjawaban pada hari kiamat kelak (17:36). Artinya, dalam memilih pedoman hidup, kita harus menggunakan pendengaran, penglihatan, dan hati.
17:36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Apa yang dimaksud dengan pengetahuan di atas? Marilah kita perhatikan ayat 20:114 terjemahan. Dalam ayat tersebut diceritakan bahwa Nabi diminta agar tidak tergesa-gesa membaca Al Qur’an sebelum disempurnakan wahyunya dan berdoa supaya ditambahkan pengetahuan. Frase ilmu pengetahuan dalam ayat 20:114 terjemahan tersebut sebenarnya sama dengan pengetahuan (knowledge), seperti yang tertulis dalam terjemahan versi Abdullah Yusuf Ali. Jadi, pengetahuan dalam doa tersebut adalah wahyu Allah. Dengan kalimat lain, pengetahuan yang dimaksud adalah berupa informasi dari Allah.
20:114. Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
020.114 High above all is Allah, the King, the Truth! Be not in haste with the Qur'an before its revelation to thee is completed, but say, "O my Lord! advance me in knowledge." (versi Abdullah Yusuf Ali)
Bukti lain bahwa pengetahuan yang dimaksud berasal dari Allah adalah ayat-ayat berikut ini.
10:93. Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di ternpat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
18:65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
018.065 So they found one of Our servants, on whom We had bestowed Mercy from Ourselves and whom We had taught knowledge from Our own Presence. (versi Abdullah Yusuf Ali)
19:43. Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
019.043 "O my father! to me hath come knowledge which hath not reached thee: so follow me: I will guide thee to a way that is even and straight. (versi Abdullah Yusuf Ali)
28:14. Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Pengetahuan atau petunjuk dapat diterima secara langsung dari Allah atau dari kitab Allah (22:8 dan 31:20). Kedua ayat tersebut menegaskan bahwa pengetahuan yang dimaksud adalah berupa informasi dari Allah.
22:8. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,
31:20. Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Kebenaran informasi tersebut dijamin jika yang menyampaikannya adalah para Rasul Allah. Oleh karena itu, kita diperintahkan agar beriman kepada Rasul Allah (64:8). Pengetahuan berupa informasi dari Allah yang disampaikan melalui para Rasul harus dijadikan pegangan untuk menghadapi orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan (6:119 dan 6:144).
64:8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
6:144. dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: "Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya? Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
6:119. Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.
Dalam konteks makalah ini, pengetahuan yang dimaksudkan adalah informasi dari Allah yang diterima Rasul Allah, yaitu Al Qur’an. Dalam kesaksiannya kelak, Nabi Muhammad hanya mempercayai Al Qur’an saja karena hanya Al Qur’an itulah yang disaksikannya ketika beliau masih hidup. Beliau akan mengatakan tidak tahu jika dimintai kesaksian tentang kitab selain Al Qur’an. Ini adalah hal yang bersifat logis karena beliau tidak pernah menyaksikan kitab selain Al Qur’an. Kesaksian Nabi tentang Al Qur’an digambarkan dalam kasus orang yang menyesal karena ketika hidup di dunia fana, dirinya merasa telah disesatkan oleh syaitan (25:29 dan 25:30).
25:29. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
25:30. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan."
Yang menarik adalah bahwa orang menyesal yang diceritakan dalam 25:29 hanya menyebutkan Al Qur’an saja. Orang itu tidak menyebut yang selainnya, misalnya hadis Nabi, baik yang ditulis maupun yang tidak ditulis, seperti yang dianut oleh banyak orang sekarang ini. Hal ini menunjukkan bahwa pedoman hidup yang diakui dalam pengadilan pada hari kiamat adalah Al Qur’an.
Sekarang, bagaimana kira-kira kesaksian Nabi Muhammad tentang kitab hadis? Seperti sudah disampaikan di muka, beliau akan mengatakan tidak tahu karena beliau tidak pernah menyaksikannya selama hidupnya. Meskipun hanya menurut logika, hal ini sangat masuk akal. Artinya, Nabi Muhammad akan tidak bertanggungjawab atas isi kitab hadis. Oleh karena itu, kitab hadis tidak dapat digunakan sebagai pedoman hidup karena amal yang didasarkan pada kitab hadis tidak akan diakui oleh Nabi Muhammad sebagai ajarannya dalam kesaksiannya pada hari kiamat. Bisa jadi, penulis kitab hadis termasuk orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan seperti yang disebutkan dalam 6:119 dan 6:144.
KESAKSIAN PENULIS KITAB HADIS
Tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur’an yang menyebutkan penulis kitab hadis, apalagi menyebutkan penulis kitab hadis sebagai saksi. Walaupun demikian, ada beberapa ayat Al Qur’an yang dapat dijadikan renungan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemuka-pemuka yang menyombongkan diri memang pernah ada (7:75). Apakah para penulis kitab hadis termasuk orang yang meyombongkan diri? Rasa-rasanya, ada alasan untuk menjawab ya atas pertanyaan tersebut. Para penulis kitab hadis berani menulis tentang perkataan, perbuatan, dan sikap Nabi Muhammad tanpa ada penugasan dan konfirmasi dari Nabi Muhammad. Bukankah ini tanda-tanda perilaku orang-orang yang menyombongkan diri?
7:75. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahwa Shaleh di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya."
Apakah para penulis kitab hadis termasuk orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya? Penulis tidak menemukan satu ayat pun dalam Al Qur’an tentang perintah Allah kepada para penulis kitab hadis untuk menulis kitab hadis. Penulis juga tidak menemukan satu ayat pun dalam Al Qur’an tentang perintah kepada Nabi untuk membuat kitab hadis. Selain itu, Nabi Muhammad tidak mungkin memerintahkan penulisan kitab hadis kepada orang-orang yang tidak pernah disaksikannya. Jadi, para penulis kitab hadis itu taat kepada perintah siapa? Yang jelas, mereka taat kepada selain Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu, ada alasan untuk mengatakan bahwa para penulis kitab hadis termasuk orang-orang yang menyombongkan diri.
Para penulis kitab hadis mempunyai pengikut yang sangat banyak. Jika para penulis kitab hadis termasuk orang-orang yang menyombongkan diri, para pengikutnya perlu merenungkan ayat 40:47 dan 40:48 berikut ini.
40:47. Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?"
40:48. Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab: "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-(Nya)."
Lantas, kita harus mengikuti siapa? Ada baiknya, ayat 17:36 berikut ini disajikan sekali lagi di sini. Pesan dari ayat tersebut adalah sangat jelas dan terang benderang, yaitu bahwa kita hanya boleh mengikuti sesuatu berdasarkan pada pengetahuan. Sudah dijelaskan di muka bahwa pengetahuan yang dimaksud adalah informasi dari Allah. Tentu saja, informasi tersebut hanya ada di Al Qur’an saja. Jadi, kita harus hanya mengikuti ajaran yang ada dalam Al Qur’an.
17:36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
[Continue reading...]

TANGGAPAN UNTUK SANG PENCERAMAH TV YG MENGATAKAN SALAH JIKA MEMPELAJARI ALQURAN SAJA

- 0 komentar

TANGGAPAN UNTUK SANG PENCERAMAH TV

Suatu hari, ada seorang peserta pengajian di sebuah stasiun tv bertanya tentang pengajian yang hanya membahas Al Qur’an saja. Penceramah dalam pengajian tersebut kemudian menjelaskan bahwa pengajian seperti itu adalah salah. Dalam menjawabnya, penceramah tersebut menjelaskan bahwa peseeta pengajian yang hanya menggunakan Al Qur’an saja tidak akan bisa menjelaskan cara shalat. Si penanya kemudian terlihat puas dengan jawaban penceramah tersebut.
Sepintas lalu, jawaban penceramah tersebut memang tampak masuk akal. Memang benar, tidak ada penjelasan dalam Al Qur’an tentang cara shalat seperti yang dikerjakan oleh sebagian besar orang beragama islam sampai sekarang ini. Oleh sebab itu, wajar apabila peserta pengajian tersebut kemudian merasa puas dengan jawaban pemberi ceramah. Akan tetapi, penulis tidak puas dengan jawaban penceramah tersebut. Oleh sebab itu, makalah ini ditulis.
Cara menjawab pertanyaan tersebut tidak layak bagi orang tokoh agama islam yang mengaku beriman kepada Al Qur’an. Seharusnya, penceramah tersebut menggunakan ayat-ayat Al Qur’an ketika menjawab pertanyaan tersebut. Disebutkan dalam Al Qur’an bahwa kita diperintahkan memutuskan perkara dengan wahyu Allah (5:44; 5:47; 5:48; 5:49; dan 4:105). Perlu diingat bahwa yang ditanyakan dalam pengajian tersebut adalah sebuah perkara sehingga harus dijawab dengan menggunakan wahyu Allah yang ada dalam Al Qur’an. Tampaknya, penceramah tersebut merasa sangat percaya diri atau meremehkan peserta pengajian tersebut sehingga tidak mau bersusah payah dalam menjawab pertanyaan tersebut.
5:44. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (versi Dep. Agama RI)
5:47. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (versi Dep. Agama RI)
5:48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (versi Dep. Agama RI)
5:49. dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (versi Dep. Agama RI)
4:105. Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat, (versi Dep. Agama RI)
Sebenarnya, dengan menganggap bahwa pengajian yang hanya menggunakan Al Qur’an saja adalah salah, penceramah tersebut sudah menyalahkan Al Qur’an. Al Qur’an menyatakan bahwa orang yang mengikuti petunjuk Allah tidak akan sesat (20:123)). Al Qur’an adalah petunjuk Allah bagi manusia (2:185). Jadi, sangat jelas sekali bahwa mengikuti petunjuk Allah berupa Al Qur’an adalah dibenarkan oleh Allah.
20:123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. (versi Dep. Agama RI)
2:185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (versi Dep. Agama RI)
Bagaimana dengan anggapan bahwa petunjuk Allah dalam Al Qur’an bersifat umum? Anggapan bahwa petunjuk Allah dalam Al Qur’an bersifat umum adalah tidak berdasar. Tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur’an yang menyebutkan bahwa Al Qur’an adalah petunjuk umum. Tuhan hanya satu sehingga petunjuk Allah juga hanya satu. Tidak ada istilah petunjuk Allah umum atau petunjuk Allah khusus. Yang ada hanya petunjuk Allah. Titik.
Yang dimaksud oleh pencermah tersebut dengan cara shalat adalah cara shalat yang dirangkum berdasarkan informasi yang ada dalam kitab-kitab hadis. Artinya, orang yang tidak shalat dengan cara seperti yang ada dalam kitab-kitab hadis dianggap sesat olehnya. Dengan kalimat lain, penceramah tersebut berpendapat bahwa orang yang tidak beriman kepada kitab hadis akan sesat. Di sinilah letak persoalannya. Cobalah kita tenangkan hati dan kemudian merenungkannya. Sudah dijelaskan bahwa orang yang mengikuti petunjuk Allah tidak akan sesat (ayat 20:123). Mengapa sekarang ada orang yang menyatakan sesat kepada orang yang tidak mengikuti kitab hadis? Bukankah kitab hadis bukan petunjuk Allah? Dari sini, kita bisa merasakan ada sesuatu yang berbahaya, yang mungkin tidak disadari oleh banyak orang. Orang yang meyatakan sesat kepada orang yang tidak mengikuti kitab hadis adalah mereka yang menganggap kitab hadis sebagai petunjuk Allah. Alasannya, orang yang mengikuti petunjuk Allah tidak akan sesat. Artinya, orang yang tidak mengikuti petunjuk Allah akan sesat. Dengan demikian, kitab hadis telah dianggap sebagai petunjuk Allah karena orang yang tidak mengikuti kitab hadis dianggap sesat. .Jadi, mereka mempunyai dua petunjuk Allah, yaitu Al Qur’an dan kitab hadis.
Sekarang, benarkah kitab hadis adalah petunjuk Allah? Jelas bahwa kitab hadis adalah bukan petunjuk Allah. Ditinjau dari definisinya saja kita bisa mengetahui bahwa kitab hadis berisi informasi yang dianggap sebagai perkataan, perbuatan, dan sikap Nabi Muhammad. Dapat dikatakan bahwa kitab hadis telah dianggap sebagai petunjuk Nabi Muhammad. Artinya, Nabi Muhammad telah dianggap sebagai Tuhan karena petunjuk Nabi Muhammad dianggap sama dengan petunjuk Allah. Inilah bahaya yang terjadi. Bukankah ini suatu bentuk kemusyrikan?
Mungkin ada yang berkilah bahwa yang ada dalam kitab hadis adalah berdasarkan wahyu Allah? Argumen seperti ini akan disampaikan oleh orang-orang yang menganggap Nabi Muhammad tidak menyampaikan semua wahyu Allah. Orang yang beriman kepada Nabi Muhammad harus percaya bahwa semua wahyu Allah telah disampaikan kepada semua manusia, sekali lagi kepda semua manusia, dalam kitab Al Qur’an. Perlu disampaikan juga bahwa tidak mungkin Nabi Muhammad menyampaikan wahyu Allah kepada sejumlah oramg di seklilingnya dan kemudian wahyu Allah tersebut disampaikan kepada orang lain secara dari telinga ke telinga. Petunjuk Allah adalah untuk semua manusia, yang mencakup manusia sejak jaman Nabi Muhammad sampai sekarang dan masa yang akan datang di seluruh permukaan bumi. Oleh sebab itu, petunjuk Allah harus ada dalam sebuah kitab, yaitu Al Qur’an, yang dapat dibaca manusia di segala tempat dan pada segala waktu. Dengan membaca Al Qur’an, orang akan seperti mendengar wahyu Allah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad. Perlu diingat bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah yang wajib diimani.
Berita tentang Nabi Muhmaad yang didengar dari telinga ke telinga tidak bisa dijadikan peganga karena kita tidak bisa melakukan klarifikasi kepada Nabi Muhammad. Jika akan dijadikan pegangan, kita harus beriman kepada orang yang menyampaikan berita tersebut, yang sudah pasti bukan Rasul Allah. Padahal, kita hanya diperintahkan agar beriman kepada Rasul Allah (64:8). Artinya, beriman kepada selain Rasul Allah adalah suatu dosa.
64:8. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (versi Dep. Agama RI)
Orang yang hanya mengaji Al Qur’an saja juga tidak perlu khawatir karena orang yang mengikuti petunjuk Allah tidak perlu khawatir dan bersedih hati. Jika kita masih merasa khawatir dan bersedih hati karena hanya mengaji Al Qur’an saja, kita justru akan berdosa karena dapat dianggap telah mendustakan ayat (2:38).
2:38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (versi Dep. Agama RI)
Jika ada yang mengatakan sesat kepada orang hanya karena mengaji Al Qur’an saja, orang tersebut dapat mengikuti yang dperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika dituduh sesat. Ayatnya adalah sebagai berikut (34:50).
34:50. Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat." (versi Dep. Agama RI)
Yang mengikuti orang yang menyatakan sesat kepada orang yang hanya mengaji Al Qur’an saja banyak jumlahnya. Bahkan, di Indonesia, pengikutnya adalah mayoritas penduduk. Walaupun demikian, orang yang hanya mengaji Al Qur’an saja dapat menghibur diri dengan ayat 12:103; 12:106: dan 17:162) Seharusnya, ayat-ayat tersebut perlu dijadikan renungan bagi kelompok mayoritas. Bukankah menjadi mayoritas justeru mengkhawatirkanr?
12:103. Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman - walaupun kamu sangat menginginkannya-.(versi Dep. Agama RI)
12:106. Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). (versi Dep. Agama RI)
17:62. Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil." (versi Dep. Agama RI)
Bagaimana orang bisa mengetahui cara shalat dalam Al Qur’an? Sudah dijelaskan dalam blog ini bahwa waktu dan cara shalat juga ada dalam Al Qur’an. Implementasi cara shalat yang dijelaskan dalam Al Qur’an memang berpotensi melahirkan variasi cara shalat. Variasi cara shalat bukanlah suatu masalah sepanjang cara shalat tersebut berdasarkan petunjuk Allah dalam Al Qur’an. Artinya, cara shalat yang mengikuti petunjuk Allah tidak akan membuat orang menjadi sesat. Sudah dijelaskan bahwa orang yang mengikuti petunjuk Allah tidak akan sesat.
Jika dipikir-pikir, apakah cara shalat para Rasul Allah sama? Tidak ada penjelasan tentang hal ini dalam Al Qur’an. Jika mereka hidup pada waktu yang sama, apakah cara shalat mereka seragam? Rasa-rasanya, cara shalat mereka akan bervariasi dan itu tidak akan menjadi masalah. Jadi, jika kita mempunyai cara shalat berbeda karena mengikuti petunjuk Allah dalam Al Qur’an, tidak perlu ada yang dipermasalahkan.
Penulis kemudian teringat pada para Rasul Allah sebelum Nabi Muhammad. Mengapa di dalam Al Qur’an tidak ada informasi tentang kitab hadis Isa dan kitab hadis Musa? Apakah orang pada jaman dahulu tidak bisa mengamalkan ajaran dalam kitab Injil dan kitab Taurat? Bagi penulis, ini merupakan bukti bahwa kitab hadis para Rasul Allah memang tidak pernah ada. Bukti tersebut diperkuat lagi dengan kesaksian Nabi Muhammad pada hari kiamat kelak. Dalam kesaksiannya, Nabi Muhammad hanya akan menyebutkan satu kitab saja, yaitu Al Qur’an (25:29 dan 25:30).
25:29. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (versi Dep. Agama RI)  
25:30. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan." (versi Dep. Agama RI)   
[Continue reading...]
 
Copyright © . pepaya boyolali - Posts · Comments
Theme Template by pepaya-boyolali · Powered by Blogger